Saturday, December 20, 2008

ARTIKEL PROFESIONALISME GURU & AKSELERASI

PROFESIONALISME GURU DALAM TANTANGAN AKSELERASI DINAMIKA PENDIDIKAN DENGAN PERKEMBANGAN EKONOMI ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN *)
Zaenuddin Kabai **)
 Latar Belakang  
       Berbagai asumsi mengatakan bahwa kemajuan masyarakat moderen dewasa ini tidak mungkin dicapai tampa kehadiran sekolah sebagai organisasi penyelenggara proses pendidikan secara formal . Padahal ketika ditelusuri secara mendalam sekolah bukanlah satu-satunya lembaga penyelenggara pendidikan . Karena masih ada institusi keluarga , dan pendidikan luar sekolah . Justru semua institusi pendidikan diharuskan berkolaborasi dalam optimalisasi pembinaan generasi penerus . Bahkan jika dipercayakan sepenuhnya kepada sekolah adalah merupakan suatu kekeliruan .
Kegiatan pendidikan yang berlangsung disekolah menempatkan sekolah sebagai salah satu institusi sosial masih tetap bertahan sampai sekarang . Keberadaannya berfungsi melaksanakan kegiatan pembinaan potensi anak dan transformasi budaya kepada generasi muda .Hal ini dimaksudkan agar suatu bangsa tetap prima dalam kemajuan untuk memenuhi tuntutan global . Karenanya akselerasi dinamika pendidikan sebagai pemeran utama dalam memenuhi tuntutan globalisasi dunia diberbagai segi , terutama tuntutan globalisasi ekonomi .Sekalipun kenyataan dilapangan masih sangat jauh tertinggal oleh dinamika pendidikan dan perkembangan ekonomi . Oleh karena itu merupakan suatu kewajaran kalau penulis mencoba untuk mengangkat permasalahan ini keprmukaan agar kita semua tidak terlena oleh keterbelakangan dari segi pengelolaan pembelajaran .
       Berdasar dari latar belakang tersebut , barang kali tidak berlebihan jika penulis hanya mempersoalkan mengenai tingkat kesiapan tenaga pengajar . Apakah kualitas professional sudah terjamin kearah tersebut . Ataukah ada upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru .  
        Tujuan ini bertujuan untuk mencermati mengenai kesiapan guru sebagai tenaga profesional dalam rangka menjawab tantangan akselerasi dinamika pendidikan dan perkembangan ekonomi dewasa ini. Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin melihat bangsanya maju dan kuat diberbagai segi .Lebih khusus lagi bagi tenaga educatif itu sendiri agar dimasa datang kita tidak terjebak oleh kebanggaan karena kita sudah berbicara mengenai kemajuan Negara lain .

 Profesionalisme Guru
   
         Dalam rangka peningkatan kualitas SDM , gurulah sebagai pelaksana terdepan , tapi bukan berarti bahwa guru sebagai penanggung jawab utama terhadap pengembangan kemampuan individu , moral dan perilaku social anak . Makanya itu dikatakan guru adalah seorang pendidik , pembimbing , pelatih , dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar menarik , aman , nyaman , serta kondusif dikelas . Dengan demikian keberadaannya ditengah-tengah siswa dapat mencairkan kebekuan,dan kejenuhan belajar siswa . Kemudian berubah menjadi suasana belajar yang menyenangkan , serta dapat melahirkan semangat optimis . Sehingga pada gilirannya luaran pendidikan formal ( sekolah ) dapat memenuhi tuntutan pendidikan yang manpu berkompetisi dengan perkembangan ekonomi , dan bukan bakal menjadi beban ekonomi baik sekarang maupun masa datang . Oleh karena itu guru harus memiliki persepsi filosofis dan ketanggapan yang bijaksana yang lebiih mantap dalam menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya serta senantiasa melakukan penyesuaian secara terus menerus sesuai dengan dinamika pendidikan dan perkembangan ekonomi . Sekalipun kenyataannya , profesionalisme guru hanya merupakan sebuah slogan belaka tanpa diiringi dengan berbagai pasilitas pengembangan profesi guru , dan bahkan kebebasan untuk mengembangkannya dibatasi oleh system otoritarian kearah eliminasi potensi kreatifitas menuju pada ketergantungan abadi sesuai dengan kehendak atasan , dan bukan kehendak dinamika pendidikan serta akselerasi pembangunan ekonomi . Akibatnya profesionalisme guru , akselerasi dinamika pendidikan , dan pembangunan ekonomi merupakan sebuah antagonisme berkepanjangan . 
       Bebagai literatur menekankan bahwa guru sebagai tenaga profesi harus meiliki sepuluh kompetensi dasar meliputi : menguasai bahan , mengelola program belajar – mengajar , mengelola kelas , menggunakan media /sumber , menguasai landasan kependidikan , mengelola interaksi belajar mengajar , menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran , mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan , mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah , melakukan penelitian sederhana serta memahami hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran . Dengan dasar tersebut maka sebagai seorang guru dituntut memiliki : ilmu pengetahuan , keterampilan untuk menerapkan ilmunya , kemandirian menuju kreatifitas yang inovatip , serta memiliki kemanpuan untuk bernegosiasi secara universal untuk kepentingan pembelajaran .  
       Suatu hal menggembirakan dengan adanya tunjangan profesi bagi guru – guru yang sudah lulus setifikasi sebagai guru professional dengan tunjangan profesi sebanyak gaji pokok yang sedang berlaku .Sekalipun dengan tuntutan tanggung jawab sebagai guru profesional secara global mengenai akselerasi dinamika pembangunan ekonomi , dan tekhnologi semakin hari semakin mencekam . Selain ttu tuntutan kesabaran mengenai tunjangan profesi guru adalah merupakan suatu pekerjaan yang cukup melelahkan bagi setiap guru karena proses penerimaannya belum permanen , sehingga berakibat lahinya keputus asaan bagi kalangan tertentu .Terutama bagi guru – guru yang memang hanya mengandalkan penghasilan dari guru . 
       Hampir se-abad Indonesia mempersoalkan mengenai kualitas SDM . Akan tetapi hanya sampai pada perbincangan mengenai pendidikan negara – negara maju , dan negara berkembang lainnya seperti Malaysia , Singapura , dan Korea , serta mengenai dana pendidikan yang sementara tarik ulur . Padahal Negara tersebut diatas ketika mencanangkan kualitas sumberdaya manusia maka secara spontan seluruh potensi Negara berfokus untuk itu . Entah sadar atau tidak bahwa tidak ada satupun didunia dapat berjalan sesuai dengan harapan tanpa ilmu . Sementara ilmu itu tidak akan mungkin tanpa melalui pendidikan . Indonesia Negara yang pernah menyandang sebagai macan Asia , dan tahun 1992 kekuatan ekonomi baru di kawasan ini.. Bahkan seblumnya Negara Malaysia mengimpor tenaga guru dari Indonesia .  
         Peningkatan sumber daya manusia (SDM) sangat tidak mungkin tanpa melalui pendidikan , baik formal maupun non formal . Seorang penulis Amerika serikat bernama Alfin Toffler pernah meramalkan bahwa akhir – akhir ini telah berkembang suatu kekuatan baru dalam setiap tingkatan masyarakat , berkaitan dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi . Kekuatan baru ini diharapkan kepada bangsa didunia bisa memanfaatkan dan manpu meningkatkan kesejahteraannya . Perjuangan masa depan adalah perjuangan untuk membangun kekuatan yang ditujukan sebagai upaya memberdayakan masyarakat dan memperkaya pikiran dan kehidupan manusia . 
       Profesionalisme guru atau guru profesional sebagai petugas terdepan diharapkan dapat memenuhi tuntutan tersebut untuk meningkatkan SDM .yang berilmu , terampil , mandiri , dan memiliki kemanpuan untuk negosiasi yang produktif guna melahirkan sebuah kekuatan baru . Dengan adanya kekuatan baru maka akan memberikan dukungan terhadap kemajuan seseorang , manpu beradaptasi , dan manpu mengambil tanggung jawab , mengembangkan visi bersama dan manpu memberdayakan orang lain , serta mampu bernegosiasi dengan hasil yang menggembirakan . Dengan masyarakat yang sudah semakin maju pada tingkatan pengetahuan yang lebih tinggi , kemampuan masyarakat untuk menambah ilmu dan teknologi akan menjamin terbukanya kesempatan dan kemajuan yang menggembirakan bagi bangsa dan Negara ini .

Akselerasi Pendidikan Dengan Perkembangan Ekonomi

      Kualitas sumber daya manusia dikatakan teruji manakala pengetahuan ,keterampilan , kemandirian , dan kemampuan bekerjasama dengan pihak lain telah menjadi milk bagi setiap output pendidikan pada setiap jenjang pendidikan , dan perkembangan psikologi . Pertanyaannya bagaimana melahirkan output sesuai dengan harapan – sementara petugas terdepan tidak memiliki kemandirian untuk mengembangkan tuntutan tersebut .Oleh karena itu PGRI sebagai satu – satunya organisasi profesi guru diharuskan untuk melakukan rekonsiliasi diberbagi pihak yang terkait untuk reformasi agar ketergantungan tanpa alasan mendasar oleh sebuah system tidak berkepanjangan .  
       Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sebagai ciri dominan abad 21 , pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dari suatu bangsa hanya dapat diwujudkan jika bangsa tersebut dapat menciptakan sumber pertumbuhan baru dan memelihara atau meningkatkan efisiensi sumber pertumbuhan yang ada melalui produksi barang dan jasa yang berdaya saing tinggi . Persoalannya untuk memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas unggul , agar mereka dapat berkompetisi dengan bangsa – bangsa lain . Kapan tidak maka dapat dipastikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan ekonomi tersebut akan dimanfaatkan oleh bangsa lain dimanca Negara . Sementara bangsa Indonesia hanya sebagai pencatat kemajuan bangsa lain , dan bukan sebagai pelaku kemajuan . 
       Tak perlu kita menutup mata , dan telinga bahwa tantangan paling mendasar setiap bangsa terutama indonesia adalah bagaimana keluar dari krisis ekonomi global dewasa ini . Tentunya tidak akan mungkin tanpa melalui paningkatan SDM , membangkitkan kembali perekonomian nasional melalui penggalian sumber – sumber pertumbuhan ekonomi baru atau peningkatan pertumbuhan yang selama ini berlangsung . 
     Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) , menejemen berbasis sekolah (MBS) , kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sebagai landasan gerak untuk mengembangkan potensi kreatifitas dan inovasi setiap sekolah agar proses pembelajaran disekolah dapat berjalan seiring dengan dinamika akselerasi pembangunan ekonomi dan tekhnologi hanya dijadikan sebagai simbol demokratisasi pendidikan . Padahal akselerasi pembangunan ekonomi dan tekhnologi membutuhkan kreatifitas yang inovatif , dan konstruktif bagi petugas terdepan pengelola pendidikan . Tampa disadari bahwa perilaku tersebut akan melahirkan ketergantungan berkepanjangan yang sekaligus berakibat pada keterhambatan akselerasi pengembangan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan . 

PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran
        Berdasar dari uraian tersebut diatas maka penulis tiba pada kesimpulan bahwa peningkatan kualitas profesionalisme guru diindonesia yang memiliki kemanpuan ilmu pengetahuan , keterampilan operasional , kemandirian dalam melaksanakan tugasnya , kemanpuan bekerja sama kearah produktif dan konstruktif ( negosiasi positif ) adalah suatu keharusan yang seiring dengan akselerasi dinamika pendidikan dan perkembangan ekonomi . Kapan tidak ada upaya kearah tersebut maka dapat dipastikan bahwa Indonesia akan tetap menjadi Negara pencatat kemajuan Negara lain , dan bukan pelaku terhadap kemajuan bangsanya . Ketika hal ini dibiarkan bertahan maka untuk menjadi Negara pelaksana kemajuan hanya merupakan angan – angan belaka .  

SUMBER BACAAN
Budi Setia Eko .( editor ), (2006) .Ekonomi Indonesia Berbasis Sektoral . Jakarta Selatan : Iskandarsyah Institut .  

Freire Paule ,(2007) .Politik Pendidikan .(The Politik Of Education , Yogyakarta : Research,Education and Dialogue) 
Johnson B. Elaine,2007. Contextual Teaching and Learning Bandung : Mizan and learning (MLC)

Rais Amin .(2008) .Selamatkan Indonesia , Yogyakarta : PPSK Press 

Sardiman . ( 2003 ) Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar ,Jakrta : PT.Raja Grafindo Persada .

 Usman,M.U. (1996).Menjadi guru profesional . Bandung : Remaja Rosda Karya.


















No comments:

 
© free template by Blogspot templates